Sampah hati

Minggu, April 24, 2011

Waktulah Akhirnya


09.50
18 April 2011
Maaf jika menyayangimu adalah salah. Maafkan jika rasa sayang yang aku ungkap selama ini hanya membebani pikiranmu. Maafkan karna sering kali rasa ini membuatmu merasa tidak enak terhadapku karna terpatok dengan prinsip-prinsip yang ada.
Sering kali aku mencoba memahami jalan pikiranmu. Mencoba untuk mengerti apa yang engkau pikirkan. Englkau begitu berbeda dari kebanyakan wanita biasanya. Engkau mampu menahan rasa cinta, engkau mampu menahan rasa sayang yang ada. Tidak seperti kebanyakan wanita lainnya. Jalan pikiranmu begitu berbeda, aku coba pahami setiap prinsip-prinsip yang kau punya. Kucoba untuk menelaahnya. Terkadang aku begitu merasa berkalang dosa menerima kutukan ini. Kutukan karna aku menyayangimu.
Hey wanita yang sedang aku sayangi saat ini, aku mengerti semua feedbackmu hanyalah sebatas pertemanan, ya karna memang kamu merasa masih terlalu dini untuk masalah percintaan, kau begitu dewasa menghadapi semuanya, tak seperti aku. Aku yang terlalu mengumbar kata cinta kepadamu sedangkan aku sendiri masih terlalu kecil untuk menjalaninya.
Aku bertahan melawan dua sisi diriku yang berbeda. Seringkali aku melawan egoku sendiri, sering kali aku berfikir untuk meminta hubungan yang lebih. Akkhh, tidak, aku harus tetap melawannya. Karna itu semua takan ada artinya. Masih aku perangi diriku dengan tombak-tombak fikiran yang beresonansi dari titik alfa. Selalu aku coba menjaga sahwatku yang sering menipu. Aku lawan segala bentuk keegoisan diri. Karna aku ingin menyayangimu dengan ikhlas. Andai aku bisa.
Ingin aku berlari sejauh yang aku bisa, tapi aku takut untuk menjauh, aku takut untuk kehilangan kebahagiaanku bersamamu. Ingin rasanya aku berhibernasi puluhan abad. Tapi aku rasa itupun takan cukup. Aku masih terlalu takut saat ini.
Hey wanita yang sedang aku sayangi saat ini, andai engkau tau aku terus mencoba menjadi pribadi yang pantas untukmu. Aku selalu berharap akan ada waktu untuk engkau menunggu aku menjadi pribadi yang pantas, dan ketika aku merasa sudah menjadi pribadi yang cukup pantas, ingin sekali rasanya meminangmu.
Akkkhh, andri, kau masih terlalu dini untuk memikirkan hal itu.

Tidak ada komentar: